Jumat, 13 Maret 2009

Psoriasis


16/Feb/2009
Pola Haid Tak Teratur, Waspadai Gejala Psoriasis

JAKARTA, MINGGU — Konsultan kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr Azen Salim memperingatkan wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur berpeluang terkena psoriasis.

Hal tersebut disampaikannya pada acara edukasi awam setop psoriasis yang diselenggarakan oleh Komunitas Peduli Psoriasis Indonesia (KPPI), Jakarta, Minggu (15/2).

Psoriasis adalah penyakit genetik dan nongenetik, tidak menular, sejenis kelainan kulit yang ditandai dengan proses pergantian kulit yang terlalu cepat dan mengakibatkan kemerahan bersisik.

Penyakit ini belum bisa disembuhkan, tetapi hanya bisa dilakukan perawatan. Menurut Azen, penyakit ini sebenarnya dapat menyerang wanita dan pria. Namun, karena pengaruh hormon esterogen yang terus berubah-ubah jumlahnya pada wanita, menjadi pemicu tersendiri untuk timbulnya psoriasis.

Ia menjelaskan bahwa ada hubungan antara hormon esterogen dan psoriasis. Pada hormon esterogen, menurutnya, ada tiga jenis lagi yang membaginya, yaitu estrone, estradiol, dan estriol. Kedua hormon yang memiliki keterkaitan adalah estrone dan estradiol. "Estrone ini biasanya terdapat pada perempuan obesitas," ujar Azen.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dengan adanya kadar estrone yang tinggi dapat menekan sistem ovulasi sehingga menyebabkan telatnya menstruasi. Selain itu, hormon estradiol yang seharusnya menurun ketika sel telur matang pecah pada keadaan normal, justru akan tetap tinggi pada keadaan tidak normal di mana sel telur matang tidak kunjung pecah.

Menurut Azen, jumlah hormon yang tak stabil ini memicu adanya gangguan imunologis sehingga turut memicu timbulnya psoriasis. Namun, ia tidak bisa memastikan kalau siklus haid tak teratur merupakan gejala psoriasis.

Mengingat penyakit ini juga disebabkan faktor genetis, diperlukan diagnosis yang teliti untuk mengetahui adanya penyakit psoriasis karena sulit membedakan dengan penyakit kulit biasa.

C3-09



Menjadi Vegetarian Kurangi Risiko Psoriasis

JAKARTA, MINGGU — Ahli gizi dr Ekky M Rahardja, MS, SpGk mengatakan bahwa dengan menjadi vegetarian dapat menurunkan kadar penyakit psoriasis.

Menurutnya, psoriasis adalah suatu proses inflamasi yang menyebabkan kelainan pada sistem kekebalan tubuh (autoimunitas) yang kemudian berefek pada kelainan kulit yang ditandai dengan proses pergantian kulit yang terlalu cepat.

Untuk mengendalikan proses inflamasi tersebut, menurutnya, dibutuhkan asupan makanan yang antiinflamasi, seperti sayur-sayuran hijau, buah-buahan, dan ikan segar.

Hal tersebut disampaikannya pada acara edukasi awam stop psoriasis di Jakarta, Minggu (15/2). Lebih lanjut ia menceritakan sebuah kisah tentang para tahanan perang dunia yang berhasil meredam penyakit psoriasis selama mereka di penjara.

"Selama di penjara para tahananan tersebut hanya diberi makan sayuran. Hasilnya selama mereka di penjara, psoriasis mereka tidak pernah kambuh. Namun setelah mereka keluar dari penjara dan bebas makan apa saja justru psoriasis mereka kembali kambuh," papar Ekky.

Ia juga meyakinkan kepada semua peserta yang hadir bahwa menjadi vegetarian akan membuat Anda tetap sehat dan bugar.

Ia menampik semua pendapat yang mengatakan bahwa menjadi vegetarian akan membuat badan kita lemas karena kekurangan protein. Menurutnya, dengan menjadi vegetarian tubuh kita akan tetap sehat karena pada dasarnya kita lebih dekat kepada makhluk herbivora bila melihat anatomi kita.

Namun, ia juga menganjurkan untuk mengombinasikan pola makan kita sekali-kali dengan mengonsumsi daging. Pasalnya kandungan zat besi dan kalsium yang ada pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada kalsium yang ada di sayur.

C3-09


Ancaman Psoriatic Artritis bagi Penderita Psoriasis

JAKARTA, MINGGU — Ahli rheumatologist/persendian dr Cecilia R Padang, PhD, FACR mengatakan bahwa 30 persen dari penderita psoriasis positif terkena psoriatic artritis.

Ia menjelaskan bahwa psoriatic artritis atau radang sendi psoriatik adalah proses kerusakan atau erosi tulang dan gangguan sendi yang terjadi akibat gangguan imunologis serta proses inflamasi yang terjadi terus-menerus.

Hal tersebut diungkapkannya pada acara edukasi awam stop psoriasis yang diadakan oleh komunitas peduli psoriasis Indonesia (KPPI), Jakarta, Minggu (15/2).

Menurutnya, wanita dan pria memiliki risiko yang sama untuk terkena radang sendi ini. Tanda-tanda yang biasanya dapat terlihat dari radang sendi antara lain adalah terjadi pembengkakan di daerah sendi, kemerahan dikelilingi sisik, warna keperakan, terutama di daerah siku, lutut, kulit kepala, dan punggung bagian bawah.

Sering kali tanda-tanda tersebut diikuti rasa gatal dan nyeri yang sangat. "Pada umumnya radang sendi ini menyerang sendi kecil ujung jari tangan dan kaki. Akan terjadi kelainan pada kuku dan timbul bercak-bercak merah pada kuku," jelas Cecilia.